Seperti ada sesuatu di dalam diri
seorang akhwat yang dimaksud dalam artikel saya kali ini sampai dia “dicari-cari”
oleh orang-orang yang berada di sekitarnya. Tentu, itu jawabannya,
bagaimana ia bersikap untuk menanggapi segala problema hidup yang ia hadapi
membuatnya istimewa. Tak hanya di mata orang lain, namun juga di hadapan Allah
SWT.
Lalu pertanyaannnya, apakah pembaca ingin menjadi akhwat yang
istimewa atau ingin memiliki keluarga (bahkan
istri (cie-cie baper…) yang mempunyai kriteria keindahan melebihi bidadari
surga? Oh iya, sebelum merujuk kepada pertanyaan tersebut, terlebih dahulu
baiknya simak pemaparan tentang ciri khas yang akhwat istimewa ini miliki.
Dilahirkan sebagai wanita merupakan
sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT, sangat indah dan tidak dimiliki
oleh seorang pria. Apalagi jika seorang akhwat menjadi muslimah yang mukminah,
akan bertambah segala anugerah yang diberikan untuknya.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
الدُّنْيَا
مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia adalah
perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR.
Muslim)
Akhwat yang dicari-cari warga hidup
dalam keadaan yang tidak mudah, dengan banyak godaan yang mencoba menggoyahkan
hati dan keimanannya, ia tak lekas putus asa dan terjerumus dalam ujiannya,
tetapi ia melewati segala ujian yang menerpanya dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan dalam hati dan pikirannya.
Saking sangat istimewanya, seorang
akhwat yang mukminah itu lebih mulia dari bidadari surga, karena ujian yang
mereka hadapi begitu berat daripada bidadari surga yang sudah tinggal dan
mendapatkan kenyamanan di surga. Godaan yang menerpa mereka pun tak terbanding
dengan balasan rasa sayang dari Allah SWT yang melimpah untuk mereka.
1. Bagaimana mereka bersikap?
Kata-katanya sopan dan santun, tutur katanya lembut di
dengar, rendah hati menerima segala kekurangan dan sabar menghadapi ujian yang
mengelilinginya, telah selesai dengan segala urusan pribadinya (keegoisan) dan
mengedepankan kepentingan bersama daripada dirinya sendiri.
2. Kepada lawan jenis, apa yang harus diperhatikan oleh
mereka?
Menjaga pandangannya, menutup aurat (tentunya dengan
pakaian yang syar’i, tidak ketat, tidak menerawang, dengan jilbab yang menjulur
menutupi dada), tidak berkhalwat (berdua-duaan dengan lelaki bukan mahrom),
tidak ber-ikhtilat (campur baur antara laki-laki dan perempuan), menjaga
kemaluan.
فَالْعَيْنَانِ
زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ
زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا
وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
”Zina kedua mata
adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah
dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki
adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan
berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari
yang demikian.” (HR. Muslim)
لاَ
يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ ثَالِثُهُمَا
“Janganlah salah
seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya)
karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang bangga dengan
kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin.”
(HR. Ahmad, sanad hadits ini shahih)
Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
سَأَلْتُ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ
أَصْرِفَ بَصَرِى.
“Aku bertanya
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai pandangan yang tidak di
sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (HR.
Muslim)
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ
اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“Wanita itu
adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki.”
(HR. Tirmidzi, shahih)
Nah, melihat berbagai ciri-ciri
akhwat yang dicintai Allah SWT diatas, sudah siapkah dirimu berhijrah untuk
menjadi seperti itu atau memiliki keluarga bahkan pasangan yang seperti itu?
Semoga siap ya, saya doakan untukmu para pembaca, aamiin.
Sumber :
2.
Pengalaman pribadi dan
wawancara beberapa akhwat
# #30DWCJilid4