Rabu, 10 Mei 2017

Saya - 6

“Iyoo’, banguun, ini Aya udah disiniii”

Aira terus membangunkan Rio, Ia berusaha dengan panik, tangan kecilnya mengguncang-guncangkan tubuh kecil sahabatnya itu, namun tak ada jawaban, tubuh Rio tetap terbujur kaku tak bergerak. Keringat dingin mengaliri wajah Aira, wajahnya mulai memerah dan matanya tak kuasa terlihat ingin menangis.

“Iyoo’, kamu jahaat ga bangun-banguun… Kamu jahat ninggalin Ayaa… Hikss… Hiks…”

Air mata Aira kecil pun mengalir di pipi putihnya itu, sekilas terlihat berlinang, Aira kecil yang tidak mengerti tentang medis mengira Rio meninggal.

“Aya nanti main sama siapaa kalo bukan sama Iyo’? Iyo’ ajak Aya! Jangan sendirian matinyaa!”

Isak tangis mewarnai kalimat-kalimat kacau yang dilontarkan oleh Aira, anak kecil yang lugu dengan tingkah super polos itu sangat wajar berkata seperti itu, dia belum mengerti tentang dinamika hidup.

Di tengah tangis si kecil Aira, tangan kecil Rio tiba-tiba bangkit dan mengusap air mata Aira, wajah Rio tersenyum karena melihat Aira yang keheranan akibat dirinya yang tiba-tiba saja sudah sadar dan membuka matanya.


“Ciluk baaa heheh, Aya jelek kalo nangiiss”

#30dwcday26 #squad8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar