Tengah adalah bagian
dari sebuah konflik kehidupanku
Paruh waktu yang
menurutku jadi bagian penentu
Apakah aku adalah
seorang yang tangguh ataupun malah pada saat itu menentukan kehancuranku
Rasanya sekarang
kuingin sombong, aku berhasil melewati periode itu, yang memenjarakanku sekian
waktu, membuatku berdarah-darah
Kalau kataku, itu
perang juga loh, meski tidak seperti pangeran diponegoro di perang padri, atau
revolusi 98 untuk menurunkan rezim soeharto, namanya ya perang juga
Perang melawan diri
sendiri,harga diri yang kujunjung tinggi, kubiarkan sementara tuk mati agar aku
dapat lebih berani dan memotivasi diri
Dulu aku adalah balita
kecil yang sudah hcoba dihancurkan dari sekecil itu, dan di peridode tengah ini
aku coba tuk menghalangi segala stigma yang membuatku jatuh itu
Aku meminta kesempatan
pada Tuhan tuk tegap berdiri, menginjak segala kesepian yang ingin semuanya
kutinggalkan, karena semuanya merupakan kesia-siaan, cukuplah aku disini
mencoba berdiri menegarkan hati
Tak pernah terbersit
di pikiran seorang anak SD untuk berjuang menghadapi masa depan dengan masa
lalu sekerasku
Rasanya aku ingin
berpaling, menjadi lemah saja seperti dulu, terkontrol oleh emosi orang tua dan
sanak saudaraku
Membuat segalanya
lebih runyam karena tidak menjadikan aku membuka diri kepada khalayak dunia
Namun tidak, tidak,
itu bukan aku
Aku memilih bahwa masa
laluku bukanlah akhir… Aku mulai menulis dan mencoba membuka diri, di periode
tengah ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar