Rabu, 10 Mei 2017

Saya - 7

Ledekan Rio membuat Aira gusar, Aira memukul-mukul kecil lengan Rio yang usil kepadanya itu tanpa menjawab ledekan Rio.

“Ih ihh Ayaa sakiiitt heheh maafff”

“Ga boleeh pura-pura gitu lagiii Iyoo’, Iyo’ ga boleh mati duluaaan, Aya yang mati duluaan nanti buat beresin surga punya kita beduaa”

“Emang siapaa yang mau satu surga sama anak cengeeng??”

“Ih Iyo’ jahaatt”

“Ih siapa lagi kalo bukan aku yang mau! Wleee, iya aku janjii”

“Ihhhh jahaaattt”


Siang itu terlihat sangat indah diwarnai canda tawa mereka berdua, berlarian mengitari semak, bercengkrama sambil bermain, polosnya mereka yang hanya tau bersenang-senang membuat mereka seakan lupa segala hal di sekitar. Seorang wanita mendekati mereka berdua dengan dua gelas susu cokelat dan juga aneka cemilan dalam satu piring besar, dengan senyumnya yang halus ia menyapa Aira dan Rio. “Anak-anak ayo sini, diminum dulu susunya, ada kue kecil juga, jangan main mulu” ucapnya dengan pelan namun tegas, pembawaannya sangat ayu seperti ibu muda berketurunan jawa pada umumnya, kulitnya tidak terlalu putih, lebih tepatnya kuning langsat, wajahnya terhias sedikit kerut karena sering tersenyum. Ibu dari Aira, Bu Ajeng namanya, dilihat dari wajah putrinya, pantas saja kalau dia secantik dan seanggun itu, terbukti dan terlihat dari anaknya.

#30dwcday28 #squad8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar