“Dik,”
“Iya?”
“Kenapa kamu nggak nulis tentang jiwa anak yatim dan piatu
aja? Sepertinya itu cocok, apalagi kamu adalah calon sarjana S2 Psikologi
Klinis, mas yakin itu jadi topik bagus”
Tangan Aira terkepal dibawah meja kafe, seakan-akan ingin
menuntaskan amarahnya, namun ia menunduk tertahan.
Cukup mas, aku tak mau
ingat lagi
Hatinya terasa gemerutuk, namun dirinya menyembunyikan itu
semua dalam diam, mencoba berpura-pura tangguh didepan lelaki yang ia sayangi
itu, satu-satunya yang ia harapkan tidak pergi seperti Ayah dan Ibunya.
“Oh iya ya bagus? Aku coba deh mas buat penelitian”
“Maafin mas yo, dik… Ga maksud mengingatkanmu”
“Ndak apa mas, yang terbaik bagi kamu, terbaik bagi aku juga
kok”
Iya, meski sulit menerima kenyataan awalnya
#30dwcday23 #squad8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar